TikTok diinfokan sudah hapus ratusan video dari konten yang terdapat pada platform dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Laporan yang dikasih tiap-tiap 3 bulan yang dijalankan oleh TikTok perihal praktik moderasi platform, termasuk video yang dihapus karena adanya pelanggaran. Dalam kurun waktu 3 bulan dari bulan April sampai Juni tahun ini Tiktok telah menghapus setidaknya sebanyak 113 Juta video.
Bisa di bilang video yang di hapus kali ini mengalami peningkatan daripada dengan bulan pertama di tahun 2022. Selain itu cuma penurunan daripada dengan jumlah konten yang di bagikan ke TikTok.
Dari video yang di hapus sebanyak 113 Juta hal yang demikian itu cuma sekitar 1% dari total video yang di unggah selama periode tiga bulan hal yang demikian. Alasan lazim di hapusnya video hal yang demikian yakni telah melanggar kebijakan seputar keamanan kecil. Semakin menumbang cuma di bawah 44% video yang di hapus. Alasan lazim lainnya dari laporan hal yang demikian adalah termasuk kesibukan illegal dan barang-barang yang diatur, serta banyak video menunjukkan wujud tubuh yang tidak senonoh dan juga video aktivitas seksual.
Tiktok Hapus Video yang Dapat Melanggar Tanda Pengguna
Saat banyaknya video yang di hapus oleh TikTok dan sudah di hilangkan oleh sistem otomatis platform sekitar 48 juta video pada kuartal terakhir. Hampir 96% video dalam jangka waktu tiga bulan di hapus sebelum pengguna melaporkannya ke TikTok. Perusahaan mengatakan memakai alat otomatis dan tinjauan manusia untuk menyaring konten yang dapat melanggar tanda pengguna.
“Memanfaatkan pelajaran mesin benar-benar berimbas dalam hal melawan kabar yang salah yang membahayakan,” tulis laporan itu di informasikan website The Verge, Kamis (29/9/2022) .
Baca Juga: Toyota Avanza Jadi Mobil Paling Laris Lagi di Tahun 2022
“Kami memperluas kapasitas kami untuk beralih dengan pesat pada metode kami, mengingat sifat misinformasi yang berubah dengan pesat. Terutamanya selama krisis atau peristiwa (misalnya perang di Ukraina atau pemilihan).”
Permulaan tahun ini, saat Rusia menginvasi Ukraina, TikTok berjuang untuk menahan penyebaran konten perang yang menyesatkan. Dan palsu yang berkembang biak di platform, yang akibatnya melarang video dari Rusia dan mempersembahkan label media pemerintah. TikTok berusaha untuk menahan penyebaran konten perang yang menyesatkan dan palsu yang terus berkembang biak di platformnya. Hasilnya perusahaan melarang video dari Rusia dan memperkenalkan label media pemerintah.